Basuki: Lama-lama Buruh Ancam Mau "Ngebom"
Jakarta
- Penulis :
- Kurnia Sari Aziza
- Senin, 23 September 2013 | 12:18 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama | Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
JAKARTA, KOMPAS.com — Ancaman buruh outsourcing PLN akan memadamkan listrik Jakarta jika tidak diangkat menjadi pegawai tetap membuat Basuki Tjahaja Purnama heran. Dia berharap buruh tidak melakukan aksi yang merugikan kepentingan orang banyak.
"Anda kan bisa menyampaikan baik-baik melalui petisi atau demo, bukan mengancam. Lama-lama kalau itu enggak berhasil, Anda mengancam mau ngebom Jakarta," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (23/9/2013).
Menurut dia, akan permasalahan tersebut telah menjadi
tanggung jawab Menteri Negara BUMN, Direktur Utama PLN, dan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi. Namun, melihat ancaman buruh yang mematikan listrik Ibu
Kota, hal itu menjadi perhatian Pemprov DKI.
Menurut dia, sebaiknya buruh mengambil sikap yang juga mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Apabila buruh maupun golongan menggunakan ancaman dalam memperjuangkan kepentingan mereka, maka sikap itu bukanlah sikap seseorang yang hidup berbangsa dan bernegara.
"Walaupun kita harus perjuangkan kepentingan golongan, jangan sampai mengorbankan rakyat yang lebih banyak," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Buruh outsourcing Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengancam akan memadamkan listrik Jakarta jika status mereka tidak diangkat menjadi pegawai tetap. Target pertama yang jadi sasaran mereka adalah gedung-gedung pemerintahan, seperti Istana, Gedung DPR/MPR, balaikota, dan semua kementerian.
Koordinator aksi Gerakan Bersama Pekerjaan Outsourcing BUMN Yudi Winarno menganggap kontrak kerja sudah melanggar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Menurut dia, sebaiknya buruh mengambil sikap yang juga mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Apabila buruh maupun golongan menggunakan ancaman dalam memperjuangkan kepentingan mereka, maka sikap itu bukanlah sikap seseorang yang hidup berbangsa dan bernegara.
"Walaupun kita harus perjuangkan kepentingan golongan, jangan sampai mengorbankan rakyat yang lebih banyak," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Buruh outsourcing Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengancam akan memadamkan listrik Jakarta jika status mereka tidak diangkat menjadi pegawai tetap. Target pertama yang jadi sasaran mereka adalah gedung-gedung pemerintahan, seperti Istana, Gedung DPR/MPR, balaikota, dan semua kementerian.
Koordinator aksi Gerakan Bersama Pekerjaan Outsourcing BUMN Yudi Winarno menganggap kontrak kerja sudah melanggar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Pendapat saya tentang berita tersebut:
Ancaman buruh outsourcing PLN
akan memadamkan listrik Jakarta jika tidak diangkat menjadi pegawai tetap
membuat Basuki Tjahaja Purnama heran. Dia berharap buruh tidak melakukan aksi
yang merugikan kepentingan orang banyak. Karena tindakan tersebut
tidaklah membuat masalah selesai,namun akan membuat masalah semakin besar.
“Masalah ini
dapat dibicarakan baik-baik, melalui petisi
atau demo, bukan
mengancam seperti itu, lama-lama jikatidak berhasil apakah kalian mau ngebom
Jakarta?” begitulah kata Basuki Gubernur Jakarta, di balai kota.
Menurut Basuki, “permasalahan
tersebut telah menjadi tanggung jawab Menteri Negara BUMN, Direktur Utama PLN,
dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun, melihat ancaman buruh yang mematikan
listrik Ibu Kota, hal itu menjadi perhatian Pemprov DKI.”dan sebaliknya buruh
juga mengambil sikap yang jugamementingkan kepentingan masyarakat secara
keseluruhan. Apabila buruh maupun golongan menggunakan
ancaman dalam memperjuangkan kepentingan mereka, maka sikap itu bukanlah sikap
seseorang yang hidup berbangsa dan bernegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar