Selasa, 18 Maret 2014

TODAY NEWS

Belum Ada Program, Wali Kota Jakbar Ingin Selesaikan Tugas Jokowi Dulu

Septiana Ledysia - detikNews
Jakarta - Walikota Jakarta Barat Anas Effendi mengaku belum memiliki program untuk memajukan Jakarta Barat. Anas mengaku tahun ini dirinya ingin menyelesaikan tugas-tugas dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dulu.

"Saat ini saya belum punya program. Sementara jalani dulu tugas-tugas sehari-hari," kata Anas kepada wartawan, Rabu (19/3/2014)

Anas mengaku dia belum begitu mengenal demografi maupun permasalahan perkotaan yang ada di Jakarta Barat. "Makanya, saya minta masukan kepada teman-teman wartawan karena saya akui memang belum tahu betul permasalahan di Jakarta Barat," ujarnya

Mantan wali kota Jaksel ini mengaku wilayah Jakarta Barat berbeda dengan wilayah Jakarta Selatan. "Kalau di Jakarta Selatan relatif lebih tertata. Beda dengan Jakarta Barat. Ini menjadi tantangan saya untuk melakukan penataan wilayah," ujarnya.

Empat hal yang dititipkan Jokowi kepada dirinya, akan menjadi prioritas bagi Anas di awal masa jabatannya sebagai walikota Jakarta Barat.

"Untuk RPH Kapuk saya sudah pantau dan melihat permasalahan di sana. Begitu juga soal revitalisasi Kota Tua, Kalijodo dan penataan kawasan padat Tambora. Kita akan jalankan instruksi itu satu-satu," tutup Ana

 Opini saya:
menurut saya apa yang dilakukan oleh bu Anas benar, bahwa untuk menjalani titipan dari seorang atasan itu adalah sebagian dari prioritas diawal masa jabatannya, dan akan lebih baik lagi jika bu Anas juga memikirkan program-program yang baik untuk Jakarta  Barat, agar wilayah yang tertata bukan hanya di Jakarta selatan namun di seluruh wilayah di jakarta,

harapan saya walikota -walikota di berbagai tempat juga dapat mengemangkan wilayahnya masing-masing, agar negara kita terlihat sebagai negara yang memntingkan rakyat kecil atau rakyat menengah ke bawah.
saya juga berharap agar pemerintah juga memikirkan rakyat wilayahnya, dan kita dapat bekerja sama dalam membangun Indonesia Baru. 

Selasa, 04 Maret 2014

Letusan Gunung Kelud selama 100 tahun terakhir cenderung berupa letusan besar dan berlangsung sebentar, kecuali letusan pada 2007, demikian pendapat seorang ahli gunung berapi
.
"Biasanya letusan Kelud paling lama dua hari, tetapi material yang dilontarkan lebih dari 100 juta meter kubik," kata Surono, ahli gunung berapi, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Jumat (14/02) siang.
Menurutnya, letusan Gunung Kelud pada Kamis (13/02) malam, yang telah melemparkan materialnya hingga ketinggian 17km, merupakan ciri khas letusan Kelud selama 100 tahun terakhir.
"Artinya, letusan Kelud kembali eksplosif seperti ciri khas dia selama 100 tahun, kecuali tahun 2007," kata Surono.
Ledakan pada 2007, menurutnya, tidak bersifat eksplosif dan cuma membentuk kubah lava di dalam danau kawahnya.
Dia mengatakan, kubah lava itulah yang kemudian dimuntahkan pada ledakan pada Kamis malam.
Berikut sejarah ledakan gunung Kelud semenjak awal 1901 hingga 2007 lalu, seperti disarikan dari wawancara dengan Surono:

Letusan 1901

Letusan terjadi tengah malam, 22-23 Mei 1901, selama sekitar dua jam dan meningkat pada pukul tiga pagi. Awan panas menyerang wilayah Kediri. Bunyi letusan terdengar sampai Pekalongan, sementara hujan abu menyampai Sukabumi dan Bogor. Korban jiwa dilaporkan cukup banyak, tetapi angka pasti tidak tercatat.

Letusan 1919

Sedikitnya 5160 orang menjadi korban jiwa akibat letusan gunung Kelud pada tengah malam, 20 Mei 1919 yang disebut terbesar dalam abad 20. Letusan ini snagat keras sehingga dentumannya terdengar sampai Kalimantan. Hujan batu cukup lebat dan sebgaian atap rumah hancur, dan hujan abu mencapai Bali. Kota Blitar dilaporkan mengalami kehancuran akibat letusan ini.

Ledakan 1951

Letusan terjadi pada pukul 06.15 pagi pada 31 Agustus 1951 yang menyebabkan tujuh orang tewas dan meulai 157 orang. Setidaknya terdengar empat dentuman keras akibat letusan ini. Hujan batu yang sebagian sebesar buah mangga menerpa sebagian wilayah Margomulyo. Hujan abu terjadi selama sekitar satu jam dan mencapai kota Bandung, Jabar.

Ledakan 1966

Terjadi pada 26 April 1966 pukul 20.15 WIB, letusan ini diwarnai luapan lahar di sejumlah sungai di sekitarnya. Sedikitnya 210 orang tewas akibat letusan ini.

Ledakan 1990

Letusan terjadi secara beruntun pada 10 Februari 1990. Letusan yang terjadi belakangan lebih besar. Letusan utama disertai awan panas sejauh 5km dari kawah. Daerah yang rusak tidak terlalu luas, namun sebaran abu jauh lebih luas dan diperkirakan mencapai luasan 1700km persegi. Sekitar 500 rumah rusak akibat tertimpa hujan abu. Korban jiwa sekitar 32 orang.

Ledakan 2007

Kali ini letusan gunung Kelud tidak eksplosif seperti sebelumnya, melainkan kemunculan kubah lava yang besar di kawah Kelud. Kubah itu terus tumbuh sejak 5 November 2007 hingga berukuran selebar 100meter. Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m.

ledakan 2014

kali ini letusannya mencapai 10km dari gunung kelut, namun abunya mencapai kemana-kemana, contohnya Semarang, kebumen, gombong, magelang, jogja dll,